Baca selengkapnya

Halo, sobat. Apa kabar? Semoga selalu sehat dan bahagia, ya. Aamiin.
Nah, setelah kemarin edisi Mahfud MD, kali ini TIMI TIME akan mengulas tentang salah satu mantan pesepak bola tanah air yang namanya pasti sudah tidak asing di kalangan anak bola. Siapakah beliau?
Yup, Surya Lesmana. 



Surya Lesmana merupakan salah satu pemain sepak bola terkenal di era tahun 1960an. Bahkan pada masa kejayaannya, ia dikenal sebagai gelandang jempolan karena memiliki kemampuan menyerang ataupun bertahan yang sama hebatnya.

Tepat 74 tahun lalu, Surya Lesmana lahir di Balaraja, Tangerang, Banten dan merupakan keturunan Tionghoa. Setelah memperkuat tim nasional PSSI selama 10 tahun (1963-1972) dan Persija Jakarta selama 14 tahun (1962-1975), di usianya ke-68 pesepak bola dengan nama asli Liem Soei Liang ini tutup usia di Gang Kancil, Glodok, Jakarta Barat pada 8 Agustus 2012. Ia terkena serangan jantung pada jam tiga pagi.

Surya Lesmana mengawali karier sepak bolanya lewat Klub Union Makes Strength (UMS) pada tahun 1958. Nah, Union Makes Strength sendiri merupakan salah satu klub sepak bola tertua di Jakarta, berdiri pada 15 Desember 1905, dan anggotanya banyak terdiri etnis Tionghoa dan merupakan 'agen' penyalur pemain ke Persija dan Timnas Indonesia di masa kejayaannya. Di bawah bimbingan pelatih Endang Witarsa (Lim Soen Joe), kemampuan Surya Lesmana pun semakin terasah. Berkat kerja keras dan kemajuan tersebut, pada tahun 1962, Surya Lesmana diminta bergabung dengan Persija Jakarta dan pada tahun 1963 ia diminta memperkuat Timnas.

Nah, sejak saat itu lah, nama Surya Lesmana sebagai pesepak bola tanah air semakin tersohor dan menjadi pujaan banyak orang. Deretan penghargaan mulai ia kantongi, seperti:
  • Pemain sepak bola legendaris Indonesia versi Copa Indonesia Dji Sam Soe
  • Juara Aga Khan Gold Cup 1966 di Bangladesh
  • Juara Merdeka Games 1968 di Malaysia
  • Juara Kings Cup 1969 di Thailand
  • Juara Lion Cup 1970 di Singapura
  • Juara Tiger Cup 2003 di Indonesia
Meski tercatat sebagai pemain sepak bola legendaris Indonesia, namun jika ditanya demikan, Surya Lesmana selalu menyangkalnya. "Nobukan legenda."

hasil untuk penelusuran surya lesmana

Pada tahun 1973, Surya Lesmana memutuskan untuk pensiun dari Timnas. Meski begitu, namanya tak lantas hilang dari dunia sepak bola tanah air. Ia pun tercatat sebagai salah satu pelopor pemain Indonesia yang bermain aktif di kancah Internasional. Bahkan, pada tahun 1974, Surya Lesmana pernah dikontrak sebagai pemain klub Mac Kinan asal Hongkong selama satu musim. Gajinya saat itu cukup besar, lho, sobat, HK$ 2.000 per bulan atau sekitar Rp 3.585.800 bila dihitung dengan kurs pada 18 Mei 2018. HK$ 2.000 pada masa itu jelas bukan nominal yang sedikit.

Namun, manusia adalah tempat lupa dan salah. Terlebih bila sedang diberi banyak kenikmatan.

Hal itu pula dialami Surya Lesmana pada masa keemasannya berlenggang di dunia sepak bola. Dengan popularitas dan gaji yang tidak sedikit, tentu mudah untuk mendapat apa yang ia inginkan. Setelah tidak aktif menggiring si kulit putih, Surya dengan bangganya pernah berkata, "Dulu saya gampang dapetin cewek."

Kesenangan duniawi itu membuat Surya lupa diri. Pada akhirnya, ia melewati masa-masa pensiun dengan hidup berkecukupan, prihatin, tanpa anak dan istri. Pada tahun 2000 - 2002, Surya masih mampu menyewa kamar berukuran 3 x 3 meter persegi seharga Rp 180.000,00 per bulan. Ia sempat berpindah-pindah kos, tetapi kemudian kembali lagi ke kamar 3 x 3 m itu.
Kemudian, setelah tahun itu, Surya harus hidup dengan menumpang di rumah orang di Gang Kancil, Glodok, Jakarta Barat. Ia tinggal secara cuma-cuma berkat jasanya mendidik anak pemilik rumah dan anak-anak lingkungan sekitar dalam bermain bola.

Tetapi, Surya tidak ingin terus menyesali keadaannya. "Kita harus terima keadaan ini dengan lapang dada dan besar hati."
Keseharian Surya di masa pensiun hanya jalan-jalan ke Komdak, Slipi, Cempaka Putih, mengunjungi lapangan UMS di kawasan Petak Sin Kian, Mangga Besar dan bermain bola bersama para lanjut usia, mengunjungi teman-teman lama seangkatannya dan menghabiskan waktu berjam-jam dengan mengobrol dan mengenang masa lalu. Surya bersyukur karena masih diberi imbalan atas jasa mengawasi latihan anak-anak sekolah sepak bola.

Hasil gambar untuk surya lesmana

Perjuangannya berliku dan penuh keringat, dari bukan siapa-siapa sampai menjadi sosok bintang lapagan dan legenda. Namun, sayang, ia terlalu lupa diri karena popularitasnya.

Tapi, kini Surya tak perlu lagi susah memikirkan kehidupan di dunia.
Ia telah tenang di sana.
Nama dan prestasinya hanya tinggal kenangan.
Usaha, kerja keras, dan prestasinya untuk sebagai pemacu semangat anak muda dalam meraih mimpi dan 'sebuah nama'.
Tetapi, kelalaian, lupa diri, dan kesalahannya untuk dijadikan pesan dan peringatan anak muda ketika sudah berada di dalam kesuksesan.
Karena segala yang kita miliki saat ini adalah merupakan titipan yang fana. Yang hanyalah sebuah karunia dan sebuah bentuk belas kasihan Tuhan atas kerja keras dan doa kita.

Hari ini, 20 Mei 2018. Selamat ulang tahun, Legenda.
Kisah hidupmu mampu menginspirasi dan memberi pesan kepada kami.
Terima kasih.

---

Yup. Itu lah kilas kisah salah satu pesepak bola tanah air Indonesia, Surya Lesmana.
Bila ada kekeliruan mimin mohon maaf, dan silakan perbaiki lewat kolom komentar. Terima kasih sudah berkunjung J
Happy weekend, Sobat.


*sumber gambar:
https://www.findagrave.com/memorial/95295884/surya-lesmana
http://www.tribunnews.com/superball/2012/08/08/legenda-sepakbola-indonesia-surya-lesmana-meninggal
http://forzapersija.blogspot.co.id/2012/08/mengenang-prestasi-dan-jasa-surya.html

*sumber referensi artikel:
https://id.wikipedia.org/wiki/Surya_Lesmana
http://www.tribunnews.com/superball/2012/08/08/legenda-sepakbola-indonesia-surya-lesmana-meninggal
http://forzapersija.blogspot.co.id/2012/08/mengenang-prestasi-dan-jasa-surya.html