Baca selengkapnya

Halo, sobat. Apa kabar? Semoga selalu dalam keadaaan sehat dan bahagia ya!
Jadi begini sobat, Pancarobaku ingin mencoba inovasi baru nih. Kali ini kami akan menyediakan suatu rubrik rutin bertajuk "TIMI TIME" yaitu seputar tokoh nasional maupun tokoh dunia sesuai dengan tanggal lahir tepat postingan tersebut diterbitkan. Apa itu TIMI? TIMI adalah singkatan dari Tokoh Inspiratif Minggu Ini. Selain untuk memberikan informasi, tentu kami juga  berharap agar kita sebagai generasi penerus bangsa yang katanya sangat berpotensi mengguncang dunia tidak lupa akan sejarah.

Oh ya, tentu dalam menjelaskan tokoh tersebut kami tetap menggunakan gaya bahasa kami yang santai dan kami pun berusaha mencari data yang valid dari berbagai sumber. Jika sekiranya ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan fakta dan menimbulkan hal yang tidak diinginkan, silahkan sampaikan kepada mimin ya hehehe. Kami selaku admin juga akan berusaha minimal seminggu sekali membuat postingan seperti ini loh. Jadi, jangan sampai kelewatan ya :)

Nah, sosok luarbiasa yang akan kami ulas kali ini adalah tokoh nasional yang tentu namanya sudah tidak asing lagi di telinga sobat. Hari ini, 13 Mei 2018 adalah bertepatan dengan hari lahir dari Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U.



Hayo, tentu sobat semua sudah banyak yang mengenal beliau kan? Ada beberapa kutipan beliau yang bikin mimin optimis dan semangat dalam menatap masa depan. Salah satunya yaitu :

"Terkadang Allah menjauhkan dari apa yang kita kejar dengan segala daya dan upaya. Tapi terkadang Allah memberi hal yang luar biasa yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya untuk bisa mendapatkannya."

Tahukah sobat? Pakar hukum tata negara asal Madura ini, selain memiliki keahliannya yang dapat dikatakan lengkap, beliau juga semakin hebat dengan beberapa jabatan yang pernah dimilikinya. Mulai dari dosen, eksekutif, legislatif, hingga yudikatif. Beliau pernah menjadi menteri, anggota DPR, dan Ketua Mahkamah Konstitusi serta mampu menduduki jabatan tersebut secara beruntun dalam jejak kariernya.

Prof. Mahfud MD lahir di Sampang, Madura, 13 Mei 1957 dari pasangan Mahmodin dan Suti Khadidjah. Mahmodin, pria asal Desa Plakpak, Kecamatan Pangantenan ini adalah pegawai rendahan di kantor Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang. Mahmodin lebih dikenal dengan panggilan Pak Emmo (suku kata kedua dari Mah-mo-din, yang ditambahi awalan em). Sebagai pegawai rendahan, Mahmodin kerap berpindah-pindah tugas. Setelah dari Omben, ketika Mahfud berusia dua bulan, keluarga Mahmodin berpindah lagi ke daerah asalnya yaitu Pamekasan dan ditempatkan di Kecamatan Waru. Di sanalah Mahfud kecil memulai pendidikan sampai usia 12 tahun. Dimulai belajar dari surau sampai lulus SD.

Mahfud MD adalah anak keempat dari tujuh bersaudara, Tiga kakaknya antara lain Dhaifah, Maihasanah dan Zahratun. Sementara ketiga adiknya bernama Siti Hunainah, Achmad Subkhi dan Siti Marwiyah. Mungkin dalam benak sobat pasti timbul pertanyaan, “Wah, kenapa namanya agamis semua ya?”

Latar kehidupan keluarganya yang berada di lingkungan taat beragama membuat pemberian nama arab tersebut penting. Khusus bagi Mahfud, arti dari nama “Mahfud” sendiri adalah “orang yang terjaga”. Dengan nama itu diharapkan Mahfud senantiasa terjaga dari hal-hal yang buruk.

Ada hal yang menarik dengan sosok inspiratif kita kali ini sobat. Pernah nggak  sobat penasaran dengan inisial MD yang ada di nama beliau? Mungkin timbul pertanyaan, jangan-jangan itu adalah sebuah nama rahasia, marga atau mungkin gelar akademik yang didapatkan beliau? Hayo, mimin pun berpikiran demikian loh mulanya.

Inisial MD di belakang nama Mahfud adalah singkatan dari nama ayahnya, Mahmodin, dan bukan merupakan gelar akademik seperti sebagian orang menganggapnya termasuk sobat juga kan pastinya hehe. Sebenarnya sampai lulus SD tidak ada inisial MD di belakang nama Mahfud. Baru ketika beliau memasuki sekolah lanjutan pertama, tepatnya masuk ke Pendidikan Guru Agama (PGA), tambahan nama itu bermula.

Saat di kelas I sekolah tersebut ada tiga murid yang bernama Mohammad Mahfud. Hal itu membuat wali kelasnya meminta agar di belakang setiap nama Mahfud diberi tanda A, B, dan C. Namun karena kode tersebut dirasa seperti nomer becak, wali kelas lalu memutuskan untuk memasang nama ayahnya masing-masing dibelakang nama mahfud. Jadilah Mahfud memakai nama Mahfud Mahmodin sedangkan teman sekelasnya yang lain bernama Mahfud Musyaffa’ dan Mahfud Madani. Dalam perjalanannya, Mahfud merasa bahwa rangkaian nama Mahfud Mahmodin terdengar kurang keren sehingga Mahmodin disingkatnya menjadi MD.

Tambahan nama inisial itu semula hanya dipakai di kelas, tetapi pada waktu penulisan ijazah kelulusan SMP (PGA), inisial itu lupa dicoret sehingga terbawa terus sampai ijazah SMA, Perguruan Tinggi, dan Guru Besar. Hal itu disebabkan karena nama pada ijazah di setiap tingkat dibuat berdasarkan nama pada ijazah sebelumnya. Berangkat dari situlah nama resmi Mahfud menjadi Moh. Mahfud MD.



Masih nggak nyangka kan?  Ternyata inisial itu berasal dari nama Bapak beliau, dan karena menurutnya kurang keren lalu beliau menyingkatnya menjadi MD dan ternyata inisial tersebut lupa dicoret dalam ijazah. Siapa yang menyangka bahwa inisial yang cenderung tidak sengaja tersebut namun saat ini bahkan menjadi ciri khas beliau yang membuat beliau mudah diingat oleh banyak orang.

Secara umum, pendidikan atau sekolah Mahfud MD cenderung zig-zag. Maksudnya, rangkaian pendidikannya merupakan kombinasi dari pendidikan agama dan pendidikan umum. Beliau mengenyam pendidikan dasar dengan belajar agama Islam dari surau dan madrasah diniyyah di desa Waru, utara Pamekasan. Masuk usia tujuh tahun, Mahfud disibukkan dengan belajar setiap harinya.

Pagi hari menjalani pendidikan Sekolah Dasar, belajar di madrasah ibtidaiyah pada sorenya, dan menghabiskan waktu malam hingga pagi di surau. Setamat dari SD, Mahfud dikirim belajar ke Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri di Pamekasan. Pada masa itu, ada kebanggaan tersendiri bagi orang Madura kalau anaknya bisa menjadi guru ngaji, ustadz, kyai atau guru agama.

Lulus dari PGA setelah 4 tahun belajar, Mahfud terpilih mengikuti Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN), sebuah sekolah kejuruan unggulan milik Departemen Agama yang terletak di Yogyakarta. Sekolah ini merekrut luluan terbaik dari PGA dan MTs seluruh Indonesia.
Mahfud tamat dari PHIN pada 1978, rencananya hendak melanjutkan sekolah ke PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an) di Mesir. Sementara menunggu persetujuan beasiswa, Mahfud coba-coba kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia dan Fakultas Sastra (Jurusan Sastra Arab) UGM. Tapi rupanya karena telanjur betah di Fakultas Hukum, Mahfud memutuskan meneruskan pendidikan ke Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia yang dirangkapnya dengan kuliah di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Gadjah Mada Jurusan Sastra Arab.

Namun kuliahnya di Fakutas Sastra tidak berlanjut karena merasa ilmu bahasa Arab yang diperoleh di jurusan itu tidak lebih dari yang didapat ketika di pesantren dulu. Mengingat kemampuan ekonomi orang tua yang pas-pasan, Mahfud giat mencari biaya kuliah sendiri termasuk gigih mendapatkan beasiswa. Hal itu tidak sulit bagi Mahfud, melalui tulisan-tulisan yang dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat dan Harian Masa Kini, Mahfud berhasil mendapatkan honorarium. Begitu juga, beasiswa Rektor UII, Yayasan Supersemar dan Yayasan Dharma Siswa Madura berhasil diperolehnya.



Sejak SMP, Mahfud remaja tertarik menyaksikan hingar bingar kampanye pemilu. Disitulah bibit-bibit kecintaannya pada politik terlihat. Pada masa kuliah kecintaannya pada politik semakin membuncah dan disalurkannya dengan malang melintang diberbagai organisasi kemahasiswaan intra universiter seperti Senat Mahasiswa, Badan Perwakilan Mahasiswa, dan Pers Mahasiswa.

Sebelumnya Mahfud juga aktif di organisasi ekstra universiter Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pilihannya pada HMI didorong oleh pemahamannya terhadap medan politik di UII. Saat itu untuk bisa menjadi pimpinan organisasi intra kampus harus berstempel sebagai aktivis HMI. Namun dari beberapa organisasi intra kampus yang pernah beliau ikuti, hanya Lembaga Pers Mahasiswa yang paling ditekuni. Sejarah mencatat beliau pernah menjadi pimpinan di majalah Mahasiswa Keadilan (tingkat fakultas hukum), beliau juga memimpin Majalah Mahasiswa Muhibbah (tingkat universitas). Karena begitu kritis terhadap pemerintah Orde Baru, Majalah Muhibbah yang pernah dipimpinnya pernah dibreidel sampai dua kali. Pertama dibreidel oleh Pangkopkamtib Soedomo (tahun 1978) dan terakhir dibreidel oleh Menteri Penerangan Ali Moertopo pada tahun 1983.

Setelah menggondol gelar sarjana hukum pada usia 26 tahun, Mahfud langsung memulai kariernya sebagai dosen di kampus almamaternya UII. Di tengah kesibukannya menjadi dosen, beliau tetap mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di UGM.

Puncaknya beliau menjadi  Guru Besar bidang Politik Hukum pada tahun 2000, dalam usia yang terbilang masih muda yakni 43 tahun. Nama Mahfud mulai terdengar secara nasional saat beliau dipilih menjadi Menteri Pertahanan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada periode 2000-2001. Mahfud juga merangkap Menteri Kehakiman dan HAM di masa jabatan Abdurrahman Wahid.

Setelah tidak menjadi eksekutif lagi, Mahfud melirik terjun ke dunia legislatif. Awalnya, beliau bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN), partai besutan Amien Rais, tapi akhirnya memilih mantap ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pertai yang didirikan oleh Abdurrahman Wahid.

Pada pemilu 2004, Mahfud terbukti terpilih sebagai anggota legislatif dari PKB untuk periode 2004-2009. Di masa jabatannya berakhir di DPR, pada 2008, Mahfud mengikuti uji kelayakan calon hakim konstitusi. Beliau lolos seleksi dan terpilih juga sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) untuk periode 2008-2013. Seperti dilansir dari situs MK, ketegasan, kelugasan, dan kejujuran Mahfud saat memimpin Mahkamah Konstitusi semakin membawa harum namanya dan lembaga yudikatif tersebut.


Beliau menjadi salah satu pakar hukum tata negara yang menjabat tiga lembaga negara berbeda secara beruntun; lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Di tengah kesibukannya, beliau juga aktif di berbagai organisasi ke masyarakatan dan profesi. Beliau didaulat menjadi Ketua Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).

BIODATA Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U.

Tempat, Tanggal Lahir : 
Sampang, Madura, 13 Mei 1957

Keluarga      
Istri          : Zaizatun  Nihayati
Anak        : Mohammad Ikhwan Zein
                  Vina Amalia
                  Royhan Akbar

Alamat :
Jl. Medan Merdeka Barat No.6 Jakarta Pusat

Agama :
Islam

Pendidikan :

  • Madrasah Ibtida'iyah, Pondok Pesantren al Mardhiyyah, Waru, Pamekasan, Madura.
  • SD Negeri Waru Pamekasan, Madura.
  • Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), Pamekasan, Madura
  • Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN), Yogyakarta.
  • S1, Fakultas Hukum, Jurusan Hukum Tata Negara, Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
  • S1, Fakultas Sastra dan Kebudayaan (Sasdaya) Jurusan Sastra Arab, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
  • S2, Ilmu Politik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
  • S3, Ilmu Hukum Tata Negara, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Karier :

  • Staf pengajar dan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta (Sejak 1984)
  • Anggota Tim Konsultan Ahli  Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Depkum-HAM Republik Indonesia (2000)
  • Menteri Pertahanan RI (2000-2001)
  • Menteri Kehakiman dan HAM (2001)
  • Wakil Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) (2002-2005)
  • Rektor Universitas Islam Kadiri (2003-2006)
  • Anggota DPR-RI, Komisi III (2004-2006)
  • Anggota DPR-RI, Komisi I (2006-2007)
  • Anggota DPR-RI, Komisi III (2007-2008)
  • Wakil Ketua Badan Legislatif DPR-RI (2007-2008)
  • Ketua Mahkamah Konstitusi RI (2008-2013)

Selain itu, beliau juga masih aktif mengajar di Universitas Islam Indonesia (UII), UGM, UNS, UI, Unsoed, dan lebih dari 10 Universitas lainnya pada program Pasca Sarjana S2 & S3. Mata kuliah yang diajarkan adalah Politik Hukum, Hukum Tata Negara, Negara Hukum dan Demokrasi serta pembimbing penulisan tesis dan desertasi.

Sungguh, sebenarnya masih banyak hal yang dapat diceritakan dari sosok beliau. Mungkin lain waktu dapat kita bahas bersama tentang hal-hal unik dari beliau. Selamat Ulang Tahun yang ke-61 Prof. Semoga sehat selalu, diwujudkan mimpinya dan tetap menjadi sosok inspiratif bagi semua orang. Terima kasih dan sampai jumpa di TIMI TIME berikutnya J


Sumber gambar : 
Berbagai macam sumber google image

Sumber Referensi Artikel :
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.ProfilHakim2&id=7&menu=3
https://www.viva.co.id/siapa/read/97-prof-dr-mohommad-mahfud-md-s-h
https://www.biografiku.com/2013/01/biografi-mahfud-md.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Mahfud_MD